Selamat Datang Sahabat Nasreuhe Online. Silakan Bacah Artikelnya. Kalau Sudah Dibacah silakan dishare dan jangan lupa ditutup ya. hehehehehe. 06/08/14 - Nasreuhe Online

Jun 8, 2014

SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI LANGKAT SUMATERA UTARA

Kesultanan Langkat merupakan salah satu kerajaan islam yang ada di sumatera utara. Kerajaan ini dulu memerintah di wilayah Kabupaten Langkat. Kesultanan Langkat menjadi makmur karena dibukanya perkebunan karet dan ditemukannya cadangan minyak di Pangkalan Brandan.


Sejarah Pendirian

Langkat sebelumnya merupakan bawahan Kesultanan Aceh sampai awal abad 19, wilayahnya terbentang antara aliran Sungai Seruwai atau daerah Tamiang sampai ke daerah aliran anak Sungai Wampu. Terdapat sebuah sungai lainnya di antara kedua sungai ini yaitu Sungai Batang Serangan yang merupakan jalur pusat kegiatan nelayan dan perdagangan penduduk setempat dengan luar negeri terutama ke Penang/Malaysia. Sungai Batang Serangan ketika bertemu dengan Sungai Wampu, namanya kemudian menjadi Sungai Langkat. Kedua sungai tersebut masing-masing bermuara di Kuala langkat dan Tapak Kuda.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KERAJAAN ISLAM SAMUDERA PASAI


Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Berdasarkan berita Marcopolo (th 1292) dan Ibnu Batutah (abad 13). Pada tahun 1267 telah berdiri kerajaan Islam di Indonesia, yaitu kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya Batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (th 1297) Raja pertama Samudra Pasai.

Sejak abad ke-9 sampai ke-11 M berita-berita pelayaran dan geografi Arab juga telah menambah sumber-sumber sejarah. Berita-berita itu, antara lain dari Ibn Khurdazbih (850),Ya’qubi (875-880), Ibnu Faqih (902), Ibnu Rusteh (903), Ishaq Ibn Iman (lk.907), Muhammad Ibnu Zakariyya al-Razi, Abu Zaid dari sirat (lk. 916), Abu Dulaf (lk.940), Mas’udi (943), dan Buzurg Ibn Syahriyar (awal abad ke-10). (Soejono,R.P&Leirissa,R.Z,2008:22). Hal ini membuktikan bahwa islamisasi telah ada sebelum kerajaan Samudra Pasai didirikan. Oleh karena itu, sejak abad ke-7 dan ke-8 sampai abad ke-11 M di daerah pesisir selat Malaka dan juga di Cina Selatan tumbuh komunitas-komunitas muslim akibat islamisasi.

SEJARAH KERAJAAN ISLAM KESULTANAN PAGARUYUNG - SUMATRA BARAT

Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah Kerajaan Islam Melayu yang pernah berdiri di provinsi Sumatera Barat. Nama kerajaan ini dirujuk dari Tambo yang ada pada masyarakat Minangkabau, yaitu nama sebuah nagari (Nagari adalah pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Istilah nagari menggantikan istilah desa, yang digunakan di provinsi lain di Indonesia.) yang bernama Pagaruyung, dan juga dapat dirujuk dari inskripsi cap mohor Sultan Tangkal Alam Bagagar dari Pagaruyung, yaitu pada tulisan beraksara Jawi dalam lingkaran bagian dalam yang berbunyi sebagai berikut: Sultan Tangkal Alam Bagagar ibnu Sultan Khalīfatullāh yang mempunyai tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung Dārul Qarār Johan Berdaulat Zillullāh fīl 'Ālam.

SEJARA KERAJAAN ISLAM ACEH DARUSSALAM

 Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam. Sultan yang pertama memerintah kesultanan aceh sekaligus pendirinya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

TMA PANGLIMA POLEM, KEISA KESETIAAN ACEH PADA REPUBLIK.

Teuku Muhammad Ali Panglima Polim, selanjutnya (TMA) Panglima Polim adalah seorang putra Aceh yang patut dikenang oleh bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan sekarang ini. TMA Panglima Polim semasa hidupnya (1905-1974) sebagai pejuang sejati kemerdekaan Indonesia.

TMA pernah meninggalkan sebuah catatan pengalaman perjuangannya yang mengisahkan bagaimana kesetiaan Aceh terhadap negara Republik Indonesia. Catatan yang diberi judul “Memoir” yang ditulis sendiri TMA Panglima Polim, dalam kata pengantarnya disebutkan, “uraiyan dalam Memoir ini berdasarkan pengalaman yang saya kerjakan, yang saya lihat, saya dengar, saya alami, ataupun berdasarkan laporan-laporan di masa lampau”.

KISAH TENGKU NYAK ARIF

Teuku Nyak Arif

Di bentaran Krueng Lamnyong, 66 tahun lalu jasad itu dikebumikan. Tepatnya 4 Mei 1946, Teuku Nyak Arif meninggal dunia. Ia yang kemudian digelar pahlawan nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 071/TK, tanggal 9 November 1974.

Teuku Nyak Arif dikenal sebagai nasionalis tulen. Dalam pidatonya pada Maret 1945, sebagaiWakil Ketua DPR seluruh Sumatera ia berujar. “Indonesia merdeka harus jadi tujuan hidup bersama.”

Menelisik lebih jauh ke belakang. Ia juga turut mendirikan “Taman Siswa” dan “Muhammadiyah”. Ia dikenal sebagai tokoh yang peduli pada pendidikan. Ia pun kemudian digelar sebagai Bapak Pendidikan Aceh.

Untuk membiayai pendidikan putra-putri Aceh, Teuku Nyak Arif terlibat dalam Atjeh Studiefond, bahkan menjabat sebagai ketua lembaga yang mengirim pemuda Aceh ke berbagai perguruan tinggi itu.