Jun 16, 2014
KESULTANAN SAMUDERA PASAI DI ACEH
Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
KERAJAAN JEUMPA ACEK
Kerajaan Jeumpa adalah sebuah kerajaan yang berada di sekitar daerah perbukitan mulai dari pinggir sungai Peudada
di sebelah barat sampai Pante Krueng Peusangan di sebelah timur pada
sekitar abad ke VIII Masehi. Hal ini berdasarkan Ikhtisar Radja Jeumpa
yang ditulis Ibrahim Abduh, yang disadurnya dari Hikayat Radja Jeumpa.
Istana Raja Jeumpa terletak di desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara, sekarang disebut Cot Cibrek Pinto Ubeut. Masa itu Desa Blang Seupeueng merupakan permukiman yang padat penduduknya dan juga merupakan kota bandar pelabuhan besar, yang terletak di Kuala Jeumpa. Dari Kuala Jeumpa sampai Blang Seupeueng ada sebuah alur yang besar, biasanya dilalui oleh kapal-kapal dan perahu-perahu kecil. Alur dari Kuala Jeumpa tersebut membelah Desa Cot Bada langsung ke Cot Cut Abeuk Usong atau ke Pinto Rayek (pintu besar).
Istana Raja Jeumpa terletak di desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara, sekarang disebut Cot Cibrek Pinto Ubeut. Masa itu Desa Blang Seupeueng merupakan permukiman yang padat penduduknya dan juga merupakan kota bandar pelabuhan besar, yang terletak di Kuala Jeumpa. Dari Kuala Jeumpa sampai Blang Seupeueng ada sebuah alur yang besar, biasanya dilalui oleh kapal-kapal dan perahu-perahu kecil. Alur dari Kuala Jeumpa tersebut membelah Desa Cot Bada langsung ke Cot Cut Abeuk Usong atau ke Pinto Rayek (pintu besar).
KESULTANAN ISLAM LAMURI
Sejarah
Data
tentang sejarah berdirinya Kesultanan Lamuri masih simpang siur. Data
yang pernah dikemukakan sejumlah orang tentang kesultanan ini masih
bersifat spekulatif dan tentatif. Tulisan ini masih sangat sederhana dan
bersifat sementara karena keterbatasan data yang diperoleh.
Secara
umum, data tentang kesultanan ini didasarkan pada berita-berita dari
luar, seperti yang dikemukakan oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut
asing (Arab, India, dan Cina) sebelum tahun 1500 M. Di samping itu, ada
beberapa sumber lokal, seperti Hikayat Melayu dan Hikayat Atjeh, yang dapat dijadikan rujukan tentang keberadaan kesultanan ini.
SEJARAH POCUT BAREN
Pocut Baren, putri uleebalang Teungkop, Teuku Cut Amat satu diantara sekian wanita Aceh yang tercatat sejarah sebagai pejuang tangguh. Namanya tercatat dalam Prominent Women in The Glimpse of History.
Teungkop merupakan sebuah daerah bagian dari federasi Kaway XII di pantai barat Aceh tempat Pocut Baren dilahirkan. Dalam buku Wanita Utama Nusantara, Ibrahim Alfian mengungkapkan, setelah dewasa Pocut Baren menikah dengan seorang keujruen yang menjadi uleebalang Gume. Seorang pemimpin perjuangan melawan Belanda di daerah Woyla.
SEJARAH KESULTANAN ISLAM PEUREULAK
Sejarah
Analisis
dan pemikiran tentang bagaimana sejarah masuknya Islam di Indonesia
dipahami melalui sejumlah teori. Aji Setiawan, misalnya melihat bahwa
datangnya Islam ke nusantara bisa ditelisik melalui tiga teori, yaitu
teori Gujarat, teori Arab, dan teori Persia. Teori Gujarat memandang
bahwa asal muasal datangnya Islam di Indonesia adalah melalui jalur
perdagangan Gujarat India pada abad 13-14. Teori
ini biasanya banyak digunakan oleh ahli-ahli dari Belanda. Salah
seorang penganutnya, W.F. Stuterheim menyatakan bahwa Islam mulai masuk
ke nusantara pada abad ke-13 yang didasarkan pada bukti batu nisan
sultan pertama dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik Al-Saleh pada
tahun 1297. Menurut teori ini, masuknya Islam ke nusantara melalui jalur
perdagangan Indonesia - Cambay (India) - Timur Tengah - Eropa.
Teori
Persia lebih menitikberatkan pada realitas kesamaan kebudayaan antara
masyarakat Indonesia pada saat itu dengan budaya Persia. Sebagai contoh
misalnya kesamaan konsep wahdatul wujud-nya
Hamzah Fanshuri dengan al-Hallaj. Sedangkan teori Arab berpandangan
sebaliknya. T.W. Arnold, salah seorang penganutnya berargumen bahwa para
pedagang Arab yang mendominasi perdagangan Barat-Timur sejak abad ke-7
atau 8 juga sekaligus melakukan penyebaran Islam di nusantara pada saat
itu. Penganut teori ini lainnya, Naquib al-Attas melihat bahwa bukti
kedatangan Islam ke nusantara ditandai dengan karaktek Islam yang khas,
atau disebut dengan “teori umum tentang Islamisasi nusantara” yang
didasarkan pada literatur nusantara dan pandangan dunia Melayu. Di
samping tiga teori umum di atas, ada teori lain yang memandang bahwa
datangnya Islam ke nusantara berasal dari Cina, atau yang disebut dengan
teori Cina.
MENGENANG CUT NYAK MEUTIA - SALAH SEORANG PAHLAWAN ACEH
Selalu ada
saja yang menarik dari perempuan Aceh untuk dibicarakan. Keberanian dan
keshalihan menjadi topik utamanya. Seluruh bangsa Indonesia pun mengakuinya.
Bahkan penjajah Belanda pun dibuat terkagum-kagum dengan keberanian para
perempuan serambi mekah.
Adalah H.C
Zentgraaff mantan serdadu Belanda yang dimasa pensiunnya beralih menjadi
wartawan. Seorang penulis berkebangsaan Belanda yang sangat mengagumi
keberanian perempuan Aceh. Terakhir dia menjabat sebagai redaktur di surat
kabar Java Bode. Zentgraaff mengabadikan perang Aceh beserta para pejuangnya,
baik pejuang laki-laki maupun perempuan. Salah satu tokoh pejuang wanita yang
dikagumi Zentgraaff adalah Cut Nyak Meutia.