Marhaban…
Marhaban… Marhaban Ya Ramadhan…! Kalimat inilah yang akan terucap pada
lisan sebagian muslimin serta mukminin di seluruh dunia, karena seiring
berjalannya waktu, detik demi detik, hari demi hari, bulan demi bulan
hingga tak terasa bulan yang ditunggu-tunggu, bulan yang penuh magfirah
(ampunan) bulan yang sangat dirindukan oleh seluruh umat muslim di
seluruh dunia yaitu “Bulan Suci Ramadhan” yang tidak lama lagi akan tiba di tengah-tengah kesibukan kita.
Oleh
karena itu saya mencoba menguraikan tentang bulan suci Ramadhan.
sebenarnya
hal-hal seperti ini sudah sangat ma’ruf di kalangan kita, namun apa salahnya jikalau kembali diasah melalui dalil-dalil naqli, agar menjelang masuknya bulan suci Ramadhan hati, mental, planning semuanya serba siap memasuki bulan yang penuh Rahmah, Maghfirah, Berkah (Kasih Sayang, Ampunan) dan lain sebagainya… Marhaban Ya Ramadhan.
hal-hal seperti ini sudah sangat ma’ruf di kalangan kita, namun apa salahnya jikalau kembali diasah melalui dalil-dalil naqli, agar menjelang masuknya bulan suci Ramadhan hati, mental, planning semuanya serba siap memasuki bulan yang penuh Rahmah, Maghfirah, Berkah (Kasih Sayang, Ampunan) dan lain sebagainya… Marhaban Ya Ramadhan.
Sucikan
hati, siapkan diri, serta ikhlaskan hati dalam menyambut bulan suci
ini. Saya kembali mengingatkan bahwa dalam berpuasa itu dari segi bahasa
berarti Al-Imsak ataupun dengan arti menahan, kata yang tergarisbawahi
tersebut sangat bermakna dan bermulti arti. Di mana Puasa seseorang
individu harus menahan dari makan dan minum, menahan marah, menahan diri
untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh sang Khaliq selama di bulan
suci Ramadhan bahkan di luar Ramadhan.
Jikalau ada individual yang di
luar bulan suci Ramadhan hari-harinya penuh dengan maksiat maka memasuki
bulan suci berhijrah ke jalan Allah menuju jalan kebahagiaan dunia dan
akhirat, dengan demikian kita akan menemukan ketenangan jiwa, raga,
ketenteraman, karena tujuan hidup sudah terarah. Saudara-saudaraku,
walaupun kita belum berpuasa namun tulisan ini akan lebih dulu
menjumpai orang-orang yang akan berpuasa agar menjadi ma’rifah bagi
seluruh umat mukmin. Ketahuilah bahwa dalam berpuasa, hendaknya
mensucikan hati dari segala aib, sucikan jiwa dari segala noda, dan
bersihkan tubuh dari segala kotoran.
Berlepas dirilah kepada Allah dari
musuh-musuh-Nya, tuluskan hati dalam mencintai-Nya, berpuasalah dari
segala larangan-Nya dalam kesunyian dan terang-terangan, takutlah kepada
Allah dengan yang sebenarnya dalam kesunyian dan terang-terangan,
serahkan diri kepada Allah pada hari-hari puasa, kosongkan hati
untuk-Nya, dan bagilah dirimu untuk-Nya dalam menjalankan perintah-Nya
dan berdoalah pada-Nya.
Jika telah menjalankan semua itu, maka kita
adalah orang yang berpuasa karena-Nya alias Ikhlas karena Allah SWT tak
ada niat yang lain. Perlu saudara-saudaraku ketahui bahwa bulan suci
Ramadhan merupakan bulan, Allah SWT melipat gandakan amal (Pahala)
kebaikan se seorang.
Berbahagialah bagi kaum muslimin yang akan
memasuki/menyambut bulan suci Ramadhan yang dikhususkan untuk umat
habibullah Muhammad SAW. Sebab di bulan ini seorang individual mukmin
mendapatkan waktu yang tepat khusyu’ beribadah Kepada-NYA dibarengi
dengan puasa yang ikhlas seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah berkata:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa yang puasa karena iman dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.
Pada
bulan yang paling indah ini yang sangat besar ganjarannya di sisi Allah
dan berlimpah; karena itulah hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh
memanfaatkan waktu yang agung ini dan menerimanya dengan taubat yang
nusuh (sebenarnya) dan niat yang benar untuk ketaatan, dan keinginan
yang kuat, himmah aliyah (semangat yang bergelora) untuk melanjutkan
ketaatan hingga akhir Ramadhan; sehingga menjadi orang yang ditulis oleh
Allah terbebas dari api neraka, dan perbanyaklah di dalamnya
amalan-amalan kebaikan.
My Brothers fil Islam… Bulan suci Ramadhan
di mana orang-orang muslim menjalankan ibadah puasa yang mengandung
beberapa makna, nilai sekaligus melatih individual muslim dalam beberapa
hal di antaranya poin yang paling penting adalah:
Kesabaran:
Puasa terdapat di dalamnya nilai kesabaran dan penuh jiwa pejuang adalah
yang mampu mengemban rasa haus, lapar dan hawa nafsu, menerima dengan
riang gembira akan rasa letih, sederhana dan kerasnya hidup, selama hal
tersebut berada di jalan Allah.
Sehubungan dengan turunnya Rahmat
Allah SWT di bulan suci Ramadhan hendaknya orang mukmin senantiasa
memperbaiki silaturahim, sebarkan kasih sayang hindari sifat dengki dan
penyakit-penyakit hati lain lainnya, dengan demikian rahmat Allah akan
datang dengan mudah.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَ
مُونَ
مُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara, karena itu perbaikilah hubungan dua saudara di antara kalian dan bertaqwalah kepada Allah agar kalian diberikan rahmat”. (QS. Al-Hujurat: 10)
Hikmah Menahan Lapar:
Dalam menjalankan ibadah puasa tentunya rasa lapar haus dahaga sehingga
dapat menimbulkan pemikiran bahwa dunia yang sangat lebar ini tentunya
ada saudara-saudara kita yang merasakan hal ini di luar bulan suci
Ramadhan sehingga seorang mukmin hatinya akan terketuk untuk bersikap
dermawan.
Bulan Suci Ramadhan… rasanya rindu akan terobati dengan
kehadiran bulan suci Ramadhan yang hanya hadir sekali dalam setahun oleh
karena itu kembali saya mengingatkan ”Manfaatkanlah momen Bulan
Suci Ramadhan Untuk Beribadah dengan Khusyu” sebab Ramadhan yang akan
datang berikutnya belum tentu jasad ini akan menikmatinya. Semua ketukan
jari ini merupakan ketukan jari seorang manusia biasa bukan manusia
maksum dengan ini saya katakan Wallahu a’lam Bishowab. Syukran..
0 #type=(blogger):
Posting Komentar