26 Apr 2015

SATU-SATUNYA CARA MEMPERBAIKI KEMEROSOTAN KAUM MUSLIMIN

 Lebih dari 1350 tahan yang lalu. Ketika dunia ini telah dipenuhi oleh kekufuran, kegelapan kebodohan, dan kejahilan, maka dari balik pegunungan  batha (makkah) memencarlah Nur Hidayah yang menembus daerah Timur, Barat,Utara, Selatan sehingga seluruh penjuruh dunia disinari nur hidayah tersebut. Hanya dalam kurung waktu yang samngat singkat, yaitu selama 23 tahun, Nabi Muhammad saw. Dapat membawak umat manusia kepuncak kemajuan yang tiada banding dalam sejarah dunia. Dan pelita hidayah, perdamayan, serta kejayaan berada ditenga kaum muslimin, sehingga dengan sinarannya, mereka selalu berjalan dipuncak kemajuan yang belum perna di capai sebelumnya. Dengan cahaya hidayah tersebut, seluruh dunia dibahwah kekuasaan kaum muslimin selama berabad-abad sehingga tiada kekuatan yang berani menentang mereka. Kalaupun ada, setiap kekeuatan yang menentang akan dihancurkan hingga sampai keakar-akarnya. Ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Namun demikian semua itu adalah cerita lama yang jika diceritakan terus menerus memang akan menghibur hati, tampa ada faedah dan manfaatnya, selama kehidupan orang-orang terdahulu itu hanyah kita simpan dalam kenyataan dan kejadian kita pada saat sekarang ini.

Dari sejarah kehiduapan kaum muslimin lebih kurang pada tiga belas abad yang silam dapat kita ketahui bahwa uamat islam adalah satu-satunya pemilaik dan penguasa kemuliaan, keagungan keberanian, dan kehebatan serta kekuatan. Namun, bilah kita berali dari lembaran sejarah tersebut dan melihat keadaan yang terjadi pada saat sekarang ini, maka kaum muslimin berada dalam keadaan yang sangat rendah dan hina, miskin tampa memiliki kekuasaan ataupun kekayaan, bahakan  tampa kewibawaan dan kekuatan. Tidak ada lagi kerjasama, persaudaraan, dan kasih sayang, dan tidak lagi memiliki adad yang baik maupun akhlak yang mulia, juga tidak ada lagi amalan perbuatan yang baik dalam sesama kaum muslimin. Kita tidak sadar bahwah segala keburukan ada pada diri kita saat ini, sedangkan kebaikan sangat jauh telah meninggalkan kita kaum muslimin saat ini.
Sementarah orang-orang kafir dan musuh-musuh kita sangat bergembira dangan kehinaan kaum muslim saat ini. Kelemahan- kelemahan kita diperlihatkan dengan tereng-terengan dan kita dijadikan bahan tertawaan oleh mereka. Tidak cukup sampai di situ saja, bahkan para pemuda-pemudi yang telah dapat pendidikan gaya baru telah berani mempermainkan asas-asas agama yang suci dan menentangnya, bahkan syariat yang suci ini dianggap tidak layak untuk diamalkan, sia-sia dan tidak ada gunanya lagi bagi mereka. SubahanAllah. Ini sangatlah mengherankan, kaum yang dulunya telah membuat kanyang seluru dunia, tapi hari ini justru kehausan akan kehidupan dunia ini. Kaum yang dulunya mengajarkan adab dan kebudayaan yang baik, tapi hari ini justru tidak beradab dan berbudaya yang baik lagi ?
Para tokoh kaum muslimin pun telah banyak memikirkan hal ini dan telah mencobak dengan berbagai cara untuk memperbaiki keadaan ini. Tetapi, semakin diobati, semakin para penyakitnya. Sekarang, apabilah keadaan suda lebi buruk dan pada masa yang akan akan lebi buruk, maka kita selaku umat muslim jika hanya berdiam diri dan tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencegah permasalahan yang timbul pada saat ini, maka ini merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Sangat penting bagi kita kaum muslimin sebelum mulai melangkah terlebi dahulu kita memikirkan penyebab terjadinya kehinaan dsan keburukan yang terjadi di saat dewasa ini. Usaha untuk memperbaiki keruntuhan dan kegagalan kita telah banyak diucapkan. Dan untuk menyelesaikanya pun  suda banyak cara yang ditempu, namun setiap cara yang diusahakan selalu tidak sesuai dan tidak mencapai kesuksesan. Sehingga, para pemikir agama telah jatuh dalam keputus’asaan dan kecamasan. 
Sebenarnya, sampai sekarang pun belum dikatahui dangan pasti apa penyakit yang tenga diderita oleh umat muslim saat ini. Hal-hal yang menjalaskan selama ini sebenarnya bukan merupakan asal penyakit yang sesungguhnya, namun hanya akibat dari penyakit tersebut. Karna kita tidak bertawajjuh terhadap penyakit yang sebenarnya, pengobatan dan perbaika pun bukan ke atas sumber penyakit, sehingga tidak mungkin dan  mustahil dapat memperbaiki akibat-akibat yang suda terjadi sebelumnya kita ketahui dengan benar sumber penyakit yang melanda umat muslim saat ini  dan mengobati dangan tepat. Cara memperbaikan kita yang asal-asalan merupakan kasalahan yang sangat besar. 
Kita mengakui bahwa syariat islam adalah suatu aturan Ilahi yang sempurna, sebagai sebab kesuksesan didunia dan dia akhirat. Serta jaminan pada hari kiamat kelak. Oleh sebab itu, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk memikirkan sendiri penyakit ini, lalu mulai mengobati dangan cara sendiri. Sangat penting bagi kita uantuk berusaha mengetahui penyebab penyakit ini didalam Al-Qur’an. Kemudian danagan berpusat pada petunjuk dan hidayah dari Al-Qur’an. Pasti kita akan mengetahui cara mengobati yang benar, sehingga penyakit tersebut dapat diaobati.
Apa bilah Al-Qur’an kita jadikan sebagai tuntunan dan aturan yang sempurna bagi kehidupan kit samapi hari kiamat, maka tidak ada alasan bahwa Al-Qur’an akan membawa kita kepada kegagalan pada saat yang sangat genting ini. Benarlah janji Allah swt yang bahwa Allah berjanji akan menjjadikan orang-orang yang beriman sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagai mana dalam firman-Νya:
 
“Dan  Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa (khalifah)  dimuka bumi,”(Q.s. An- Nuur ayat 55)
Itulah janjia Allah kepada kita umat islam. Jika kita jadikan Al-Qur-an sebagai tuntunan dan aturan dalam diup kita pasti orang-orang kafir atau pun musuh-musuh muslim yang lain takan perna bisa mengalakan kita sebagai kaum muslim, karna didalam Allah swt Telah berfiman: 
   
“Dan Sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) medapat  penolong.” (Q.s. Al-fath ayat 22)
Orang orang muslim selalu pemdapat kan pertolongan dari Allah swt setiap kali berperang dangan orang-orang kafir karna Allah telah menjamin hal ini. Sebagaimana dalam firmannya: 
 
Dan  janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.s. Ali ‘Imran ayat 139)
  
“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (Q.s. Al-munaafiquun ayat 8) 
Setelah kita merenungkan ayat-ayat diatas dapat kita ketahui bahwa kemualian, pangkat, keberanian, ketinggian, kemenangan, dan kebaikan kaum muslimin hanya terikat erat dengan fifat keimanan. Apabilah telah tercipta hubungan yang kuat dangan Allah dan Rasul-Nya maka semua janji diatas akan terwujud. Sebaliknya apabilah putus habungan dangan Allah dan Rasul-Nya, atau meleleh bahkan berkurang: maka kekurangan, kerugian dan kehinaan yang akan didapat. Hal itu disebutkan dengan jelas dalam ayat berikut:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(Q.s. Al-ashr ayat 1-3)
Pada pendahulu kita telah memcapai kemulian yang sempurna, tetapi berada dalam kehinaan dan keburukan. Maka dapat diketahui bahwa sifat keimanan meraka telah mancapai daeajat yang sempurna, sesedangkan kita jau dari nikmat yangsangat besar itu, sebagai mana sabda Rasulullah saw :
“Akan datang suatu Zaman bahwa tidak akan ada barisan islam kecuali namanya saja dan tidak pula Al-Qur’an kecuali tulisannya saja.”( misykat)
Yang patut kita renungkan adalah jika kita bener-bener terhalang hakikat islam yang hakiki sebangaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya yang manjadi penyebab kejayaan dan kamenengan kita di dunia dan akhirat maka dengan cara apa lago kita dapat memeperoleh kembali nikmat-nikmat yang teleh hilang itu ? Apakah yang menyebabkan ruh Islam keluar hinggakita hanya memiliki jasad Islam tampa ruh. Apabila mengkaji kandungan Al-Qur’an mengenai kecintaan serta ketinggian umat Muhammad saw, maka dapat kita ketahui bahwa umat ini digelari sebagai umat yang terbaik karna memeiliki kedudukan yang mulia dan tanggung jawab yang sangat besar.
Maksut diciptakannya dunia ini adalah untuk mengenal dan mentauhidkan Allah dari segala serikat selain Dia. Hal ini tidak muangkin tercapai jika manusia masi bergelimang dengan kemusyrikan dan dosa-dosa tampa menggantinya dengan kebaikan. Untuk mengcapai maksut tersebut diutus ribuan Nabi, sehingga untuk menyempurnakan maksud tersebut diutus Nabi terahir; Rasulullah saw., sesuai dengan firman-Nya: 
  
 “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Q.s. Al-Maa-idah ayat 3) 
Sakarang karna maksud telah sempurna dan setiap kebaikan serta kajahatan telah dijelaskan, dan suatu aturan amal yang sempurana telah diberikan, maka silsilah risalah dan kenabian yang pada mulanya diberikan kapada para Nabi dan Rasul, telah dibebankan kapada Nabi Muhammad saw. hingga hari Kiamat. Dan umat Nabi Muhammad menja di umat yang terbaik dihadapan Allah sebagai mana dalam firman-Nya:

“ Kalian  adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.s. Ali-Imran ayat 110)
 
Dan  hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.s. Ali-Imran ayat 104
)
Jaleas dalam ayat pertama kita umat Muhammad disebutkan bahwa umat terbaik diperuntukan bagi kita yang menyuruh kepada kebaikan dan mencega kemungkaran. Buakan sebagai umat yang menyuru kapada kemungkaran berbuat maksiat dimuka bumi. Sedangakan ayat berikutnya disertai pengguikuhan bahwa hanya kita umat muslim yang menunaikan tugas dan tanggung  jawab yang akan mendapat kan kebahagiaan dan kejayaan. Bahkan tidak hanya itu, dalam ayat yang laindisebut bahwa mereka yang tidak menyuru kepada kebaikan dan mencagah kemungkaran wajib mandapatkan laknat dan abzab Allah swt..
š
“Telah  dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka  satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Q.s. Al- Maa-idah ayat 78-79)
Ayat ini dijalaskan dengan keterangan hadits: yang artinya:
Dari Abdullah bin Mas,ud r.a., Rasulullah saw., bersabda,”Sesunggunya keadaan umat sebelumnya, apabilah diantara mereka ada yang berbuat dosa (kemaksiatan), datanglah seseorang melarang seraya memperingatkan mereka dengan berkata,’wahai kamu, takutlah kamu kepada Allah.’ Pada hari-hari berikutnya, orang yang melarang itupun bergaul, duduk, makan-makan dan minum bersamanya. Ketika Allah menyaksikan pergaulan mereka maka Allah menyatukan hati mereka. Kemudian Allah melaknat mereka atas lisan (nabi-Nya) yaitu Dawud dan Isa bin Maryam. Demikian itu karna mereka barada dalam genggaman-Nya. Kalian harus menyuru kepada kebaikan  dan mencaga kemaksiatan, memegang tangan orang yang jahil dan memeksanya kearah kebenaran. (kalau tidak) maka Allah akan menyatukan harimu dangan hati mereka. Kemudian Allah melaknatmu sebagaimana dia melaknat mereka (umat-umat seebelumnya).” (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi- At-Targhib)
Dalam Hadist lain: Dari Jarir bin Abdillah r.a berkata,” Aku mendengar Rasulullah saw., bersabda, “Tidaklah seseorang berada di suatu kaum, ia berbuat maksiat ditengah mereka, dan dan mereka mampu untuk menceganya, namun mereka tidak menceganya, melainkan Allah akan menimpakan kepada mereka siksa sebelum mereka mati.” Yakni mereka akan ditimpa bebagai musibah di dunia. (H.R. Abu Dawut, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Ashbahani – Al-Targhib).
Hadits lain yang juga menerangkan yang diriwatatkan dari Anas r.a, bahwa Rasulullah saw., bersabda yang aritinya: “kalimat Laa Ilaaha illallaah akan memberikan manfaat bagi siapa saja yang mengucapkanya dan akan menghindarkan meraka dari abzab dan bencana salama mereka tidak mengabaikan hak-haknya.” Sahabat bertanya, Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud mengabaikan hak-haknya?” jawab beliau, kemaksiatan kepada Allah dilakukan secara terang-terangan, tetapi tidak dicegah dan diubah olehnya.”(H.R. Al-Ashbahani – At-Tharghib) 
Selanjutnya hadits dari Aisyah r.ha. meriwayatka,”Pada suatu saat, Rasulullah saw. masuk ke rumahku, dan aku mengetahui dari raut wajah beliau bahwa sesuatu telah terjadi pada beliau. Beliau tidak berbicara kepada seorang pun. Setelah berwudhu. Beliau masuk kedalam mesjid. Aku pun merapatkan (telinga) kedinding kamarku agar dapat mendengar apa yang beliau sabdakan. Beliau duduk diatas mimbar. Setelah memuji Allah beliau berkhutbah, wahai manusia berbuat kebaikan dan cegahlah mereka dari kemungkaran, sebelum (datang masanya) di mana kelian berdoa, tetapi doa kalian tidak dikabulkan: kalian memintak kepadaku, tetapi aku tidak menolongmu.” Beliau pun tidak menamba khutebanya hingga beliau turun (dari mimbar).” (H.R. Ibnu Majah, Ibnu Hibban – At-Targhib)
Dan hadits selanjutnya dari Abu Hurairah r.a., berkata “ Rasulullah saw. bersabda, ‘jika umatku sudah mengagungkan duunia, maka akan akan tercabut darinya kehebatan Islam. Dan jika mereka suda meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka mereka akan terhalang keberkahan wahyu. Dan jika umatku sudah saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.” (H.R. Hakim, Tirmidzi – Durul Mantsur)
 Jika hadits-hadits di atas direnungkan, maka dapat di ketahui bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar akan menyebabkan laknat dan murka Allah swt.. Dan apabila umat Nabi Muhammat saw. meninggalkan tugas ini, maka mereka akan banyak ditimpa banyak musibah, kesusahan, kehinaan dan akan terjatuh dari nushrah ghaibiyah dari Allah swt. Dalam setiap masalah mereka. Penyebab dari] semua ini karna kita tidak mengenal apa yamng menjadi kewajiban dan tagungjawab kita sebagai umat Nabi Muhammad saw., dan sebagai akibat dari kelalaiannya dari tanggung jawab ini. Inilah penyabbabnya, mengapa Rasulullah saw. mendudukan amar ma’ruf nahi muangkar pada bagian iman yang istimawa dan diikrarkan kelasimannya. Sedangakan jika kita meninggalkannya, itu menunjukan kelamahan iman seta kemalasan kita. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Sa’id r.a. yang artinya sebagai berikut :  
“Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka ubalah damngan tamnganmu. Jika tidak mampu, maka ubalah dengan lidahmu. Jika tidak mampu, maka bencilah dangan hatimu, dan ini adalah selamah-lemahnya iman”(H.R. Muslim.Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i dan Atptarghib)
Jika memebencik kemaiksiatan adalah derejat yang terenda dan meneunjukan iman yang terelema, demikian pulak tingkat pertama adalah dakwah sebagai kesempurnaan iman. Untuk lebih jelasny disebutkan dalam sebua hahits dari Ibnu Mas’ud r.a. yang artinya sebagai berikut:
Dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus sebelumku, melainkan dia memiliki pengkut dan para sahabat pilihan dari umatnya yang setia kepada sunnahnya dan mengikuti perintanya. Yaitu mereka menjaga syariat Ilahi sebagaimana keadaan dan bentuk yang diajarjan oleh Nabi mereka, dan tidak membiarkan ada perbedaan sedikit pun. Kemudian datanglah setelah mereka masa yang penu fitnah dan kerusakan, hinggah muncul satu generasi berikutnyayang membicarakan yang tidak mereka amalkan, beramal tetapi bukan yang  diperintahkan. Barang siapa bersungguh-sungguh( mencegah mereka) dengan tangannya, maka ia seorang mukmin, barangsiapa bersungguh-sungguh ( mencegah mereka) dengan lidanya, maka ia seorang mukmin. Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh (mencegah mereka) dangan hatinya, maka dia juga seorang mukmin. Sedangkan setelah itu tidak ada lagi derajat iman walau hanya sebesar bijik sawi.”(H.R. Muslim)
Keutamaan dan pentingnya dakwah ini  juga telah disebutkan oleh Imam Ghazali rah.a., ia berkata, “ Tidak diragukan lagi bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah inti yang paling agung dalam agama, sesuatu yang paling penting, yang demi tugas tersebut Allah  mengutus seluruh Anbiya’ a.s.. Apabilah penyebarannya dihentikan, ilmu dan amal ditingalkan; tentu kenabian akan sia-sia, keagamaan akan melemah, sifat bermalas-malas akan menyebar, jalan-jalan jesesatan akan terbuka, kebodohan akan merajalela, kerusakan akan terjadi disetiap pekerjaan, akan timbul perpecahan diantara manusia, perkampungan, dan negara, hingga akan hancur dan binasa seluruh makhluk. Sedangkan mereka tidak menyadari kehancuirannya kecuali pada hari kiamat ketika dibawak kehadapan Allah swt.. Dan apa yang kita khawatirkan tampaknya akan benar- benar terjadi. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
Tanda-tanda ilmu dan amalnya tiang ini telah terhapus. Keberkahan serta hakikatnya pun telah tiada. Sikap merehmehkan dan menghina orang lain telah mengakar didalam hati. Hubungan hati dangan Allah swt. telah terputus. Dan manusia bebas mengikuti hawa nafsu dan syahwat sebagaiman hewan malata. Sulit didapati orang mukmin yang demi agama Allah yang tidak terpengaruh dangan celaan oarang-orang yang mencelanya.  Dengan demikian, barangsiapa yang berusaha menghilangkan kehancuran ini dan berusaha manghidupkan sunnah Rasulullah saw., dan ia berdiri memeikul beban ini, bangkit untuk mangambannya serta menyingsingkan lengan untuk meng hidupkannya, maka diantara manusia, dialah permilik kemuliaan dan orang pilihan.
Kata-kata Imam Ghazali rah.a. yang menerangka pentingnya mengerjaka amar ma’ruf nahi mungkar ini sebenarnya telah cukup sebagai peringatan untuk memebangunkan dan menyadarkan kita.
Share:

0 #type=(blogger):

Total Pageviews

Popular Posts